Kamis, 06 September 2018

Panduan Belajar Membaca

Panduan Belajar Membaca
By:
Published on by ESENSI

This Book was ranked 25 by Google Books for keyword belajar anak.

Rabu, 05 September 2018

Parenting with Love: Panduan Islami Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang

Parenting with Love: Panduan Islami Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang
By:"Maria Ulfah Anshor","Abdullah Ghalib"
Published on 2010-05-17 by Mizania

Berisi seputar pendidikan anak dan cita-cita membangun keluarga sakinah, Anda juga diajak untuk menjadi Ayah-Ibu yang baik bagi anak-anak

This Book was ranked 2 by Google Books for keyword cara mendidik anak.

Jumat, 31 Agustus 2018

Mendidik Anak di Era Digital

Mendidik Anak di Era Digital
By:"Shin Yee-Jin"
Published on 2015-10-08 by Noura Books

Tahukah Anda? -Orang-orang genius di Silicon Valley menjauhkan komputer dari keseharian anak-anak mereka. -Prancis melarang penggunaan ponsel di sekolah. -Jerman dan Finlandia mengawasi penggunaan ponsel pada anak-anak dengan ketat. - Korea, yang dikenal memiliki perkembangan teknogi digital terpesat di dunia mulai mengkhawatirkan dampaknya terhadap anak-anak, generasi penerus masa depan. Perangkat digital yang canggih saat ini tak dapat dielakkan telah mempermudah hidup kita. Termasuk di antaranya dalam mengasuh anak. Bentuknya yang atraktif menarik perhatian anak-anak dan menjadi media belajar yang menarik. Anak-anak relatif lebih mudah ditenangkan dan lebih pintar dengan kehadirannya. Namun, faktanya, dibalik kehebatannya, teknologi digital membawa pengaruh yang mengkhawatirkan bagi masa depan anak-anak. Fitur-fitur yang ditawarkan teknologi digital tanpa sadar telah mengganggu pertumbuhan fisik dan mental mereka. Anak-anak yang terpapar perangkat digital sejak dini dapat mengalami perkembangan otak dan emosi yang tidak sempurna. Akibatnya, mereka memiliki memori jangka panjang yang buruk, emosi tidak stabil, sulit berkonsentrasi, dan bahkan, tidak mampu berpikir. Sebelum kerusakan permanen tersebut terlanjur terjadi, Anda bisa mencegahnya. Buku ini akan memberikan panduannya. Tujuh prinsip dasar dipaparkan dalam buku ini untuk menjadi orangtua yang cerdas di era digital, yaitu mampu melindungi anak-anak dari ancaman digital, tetapi tidak menghalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkannya. [Mizan, Noura Books, Parenting, Orangtua, Pertumbuhan, Perkembangan, Anak, Cerdas, Indonesia]

This Book was ranked 35 by Google Books for keyword cara mendidik anak.

Kamis, 30 Agustus 2018

Belajar Bhs. Mandarin Anak: Vegetables

Belajar Bhs. Mandarin Anak: Vegetables
By:
Published on by Pustaka Widyatama

This Book was ranked 16 by Google Books for keyword belajar anak.

Rabu, 15 Agustus 2018

Cara Nabi mendidik anak

Cara Nabi mendidik anak
By:"Muḥammad Nūr ibn ʻAbd al-Ḥafīẓ Suwayd"
Published on 2004 by

This Book was ranked 11 by Google Books for keyword cara mendidik anak.

Sabtu, 11 Agustus 2018

Kesalahan mendidik anak

Kesalahan mendidik anak
By:
Published on 2000 by Gema Insani

This Book was ranked 5 by Google Books for keyword cara mendidik anak laki-laki.

Jumat, 10 Agustus 2018

Pretext for Mass Murder

Pretext for Mass Murder
By:"John Roosa"
Published on 2006-08-03 by Univ of Wisconsin Press

In the early morning hours of October 1, 1965, a group calling itself the September 30th Movement kidnapped and executed six generals of the Indonesian army, including its highest commander. The group claimed that it was attempting to preempt a coup, but it was quickly defeated as the senior surviving general, Haji Mohammad Suharto, drove the movement’s partisans out of Jakarta. Riding the crest of mass violence, Suharto blamed the Communist Party of Indonesia for masterminding the movement and used the emergency as a pretext for gradually eroding President Sukarno’s powers and installing himself as a ruler. Imprisoning and killing hundreds of thousands of alleged communists over the next year, Suharto remade the events of October 1, 1965 into the central event of modern Indonesian history and the cornerstone of his thirty-two-year dictatorship. Despite its importance as a trigger for one of the twentieth century’s worst cases of mass violence, the September 30th Movement has remained shrouded in uncertainty. Who actually masterminded it? What did they hope to achieve? Why did they fail so miserably? And what was the movement’s connection to international Cold War politics? In Pretext for Mass Murder, John Roosa draws on a wealth of new primary source material to suggest a solution to the mystery behind the movement and the enabling myth of Suharto’s repressive regime. His book is a remarkable feat of historical investigation. Finalist, Social Sciences Book Award, the International Convention of Asian Scholars

This Book was ranked 9 by Google Books for keyword Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca.